Timnas Harus Membiasakan Diri Ikut Bersaing di Level Asia
Piala Dunia 2026 akan diikuti 48 negara dan Asia memiliki jatah delapan tiket.
Katanya Indonesia memiliki peluang untuk lolos mengingat ada lebih banyak tiket yang diperebutkan.
Tunggu dulu. Tidak semudah itu.
Sekarang Indonesia nomor 35 di Asia. Persaingan di seputar 10-16 besar Asia begitu ketat.
Sejarah mencatat, negara-negara Asia saat pertama kali lolos ke Piala Dunia mereka sebelumnya rutin mengikuti fase akhir Kualifikasi Piala Dunia dan berprestasi bagus di Piala Asia.
Sebagai contoh China, Jepang, dan Arab Saudi.
China pertama kali lolos ke Piala Dunia pada edisi 2002.
Sebelumnya China tampil di babak akhir Kualifikasi Piala Dunia 1998 dan menjadi semifinalis Piala Asia 2000.
Jepang pertama kali lolos ke Piala Dunia pada edisi 1998.
Sebelumnya Jepang menjadi juara Piala Asia 1992 dan perempatfinalis di Piala Asia 1996 serta tampil di fase akhir Kualifikasi Piala Dunia 1994.
Arab Saudi pertama kali lolos ke Piala Dunia pada 1994.
Sebelumnya Arab Saudi tampil di babak akhir Kualifikasi Piala Dunia 1990 serta menjadi runner-up Piala Asia 1992.
Indonesia tidak memiliki sejarah tampil di fase akhir Kualifikasi Piala Dunia zona Asia.
Timnas juga sudah tiga edisi terakhir absen di Piala Asia. Saat tampil pun mentok di fase grup (1996, 2000, 2004, 2007).
Pemain Indonesia pun tidak punya pengalaman bersaing di level atas Asia, seperti bermain di Liga Champion AFC.
Benar bahwa pintu di Kualifikasi Piala Dunia 2026 terbuka lebih lebar. Tapi perlu proses yang panjang untuk bisa ikut bersaing.
Biasakan dulu lah bermain di putaran final Piala Asia. Supaya Timnas tahu bagaimana cara melawan tim-tim top Asia.
Ingat, di luar langganan Piala Dunia seperti Korea Selatan, Jepang, Arab Saudi, Iran, dan Australia, masih ada Qatar, Uni Emirat Arab, Irak, Suriah, Yordania, Uzbekistan, China, dan Vietnam.