Dua wajah Timnas U17 di pertandingan kedua
Babak pertama mengkhawatirkan, babak kedua tampil berani. Timnas U17 memperlihatkan dua wajah berbeda pada pertandingan kedua di Grup A Piala Dunia FIFA U17 melawan Panama pada Senin (13/11/2023).
Panama sebenarnya tidak sangat istimewa. Namun hasil imbang 1-1 juga tidak dapat disesali oleh Indonesia mengingat penampilan jelek Garuda Muda pada 45 ment pertama pertandingan di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya.
Momen yang sering terjadi di menit-menit awal pertandingan melawan Ekuador (10/11/2023) kembali terulang. Operan-operan Iqbal Gwijangge dkk. sering tidak akurat di tengah tekanan berat Panama.
Sampai sekitar 12 menit pertama pertandingan, Timnas U17 kesulitan untuk bisa membawa bola melewati garis tengah. Garuda Muda baru bisa melepas tembakan pertama di menit 18 melalui gelandang Ji Da Bin, tetapi tidak akurat.
Ketika Timnas U17 mulai bisa menguasai keadaan, operan-operan yang kurang tepat masih terjadi dan akhirnya mendapat hukuman dari Panama.
Menit 45+3, operan ke depan kapten Iqbal Gwijangge kurang sempurna sehingga bola mampu dikuasai Oldemar Castillo, yang kemudian membawa bola ke kotak penalti dan di tengah kepungan pemain Indonesia termasuk kiper Ikram Algiffari, masih mampu memasukkan bola ke gawang. Skor 0-1.
Permainan pasukan Bima Sakti di babak pertama benar-benar mengkhawatirkan. Namun, arahan dan pembicaraan di kamar ganti pada jeda pertandingan mengubah keadaan. Pelatih Bima Sakti memasukkan Nabil Asyura sebagai pengganti Jehan Pahlevi di posisi penyerang kanan dan Amar Brkic menggantikan gelandang Kafiatur Rizky.
“Di babak kedua, saya bangkitkan pemain di ruang ganti. Mereka sempat down, murung, saya bilang tidak boleh menyerah atau putus asa. Tim Indonesia bagus. Di sekelas Piala Dunia senior, Argentina juga bisa kalah lawan Arab Saudi,” ungkap Bima Sakti setelah pertandingan.
Di awal babak kedua Timnas U17 lebih berani menekan pertahanan lawan. Menit 53, pemain Panama menggunakan tangannya untuk menghentikan aksi bek kiri Habil Akbar yang maju ke depan. Tendangan bebas di sisi kanan pertahanan Panama.
Riski Afrisal mengangkat bola ke kotak penalti, tetapi bola berhasil disundul keluar pemain Panama ke sisi kiri. Bek kanan Welber Jardim maju dan menguasai bola. Pemain Sao Paulo U17 ini langsung melepas umpan ke muka gawang. Penyerang Arkhan Kaka berhasil menyundul bola masuk ke gawang. 1-1.
“Saya bilang bisa. Tidak ada yang salah di sini. Lupakan babak pertama, sekarang fokus babak kedua. Alhamdulillah pemain bisa lepas, menciptakan beberapa peluang di babak kedua dan akhirnya mencetak gol,” ujar Bima Sakti.
Setelah gol, Timnas U17 dan penonton di Gelora Bung Tomo bersemangat. Sayangnya penyelesaian akhir Garuda Muda kurang mematikan. Tembakan Arkhan Kaka (menit 67), Iqbal Gwijangge (81), dan Hanif Ramadhan (90+3) sudah tepat sasaran tetapi tidak merepotkan kiper Panama.
Di menit-menit akhir waktu normal gawang Ikram Algiffari nyaris jebol. Dari sepak pojok, sundulan Kevin Walder mengenai mistar. Tak lama kemudian, juga berawal dari sepak pojok, sundulan keras pemain Panama masih di atas gawang Indonesia.
Hasil imbang 1-1 menempatkan Indonesia di peringkat tiga klasemen sementara Grup A dengan dua poin dari dua pertandingan. Ekuador memimpin dengan empat poin, setelah itu Maroko dengan tiga poin. Pada Kamis (16/11/2023), Timnas U17 menjalani pertandingan penentuan melawan Maroko.
Skuad Garuda Muda optimistis. “Saya rasa dengan bantuan suporter, dan juga kerja sama tim, serta Maroko tadi kalah 0-2 dari Ekuador, menurut saya mental mereka agak turun dan ini kesempatan kami untuk memenangkan pertandingan,” kata Amar Brkic setelah pertandingan di mixed zone.